lain-lain

KKN-PPM UGM 2025 – Aksi Kolaboratif Menjaga Ekosistem Pesisir Di Dusun Tambak Gojoyo

Aksi Kolaboratif Menjaga Ekosistem Pesisir di Dusun Tambak Gojoyo

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup dan upaya nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, Program Mageri Segoro hadir di Dusun Tambak Gojoyo, Kecamatan Wedung. Kegiatan ini berfokus pada penanaman mangrove sebagai langkah konservatif terhadap abrasi sekaligus sebagai bentuk apresiasi atas jasa alam bagi kehidupan manusia. Diprakarsai oleh kolaborasi lintas sektor, kegiatan ini tidak hanya melibatkan Tim KKN-PPM UGM Wedung Adiluhung 2025, tetapi juga menggandeng Kelompok Tani Onggojoyo Jaya, siswa-siswi SMPN 3 Wedung dan SMAN 1 Wedung, komunitas Pagar Nusa, serta mendapatkan dukungan dari lembaga-lembaga seperti Wetlands International Indonesia, OISCA, dan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Pati. Pemerintah Kecamatan Wedung, Koramil, dan Polsek turut berperan aktif dalam keberlangsungan acara ini.

Kegiatan penanaman mangrove dilaksanakan pada pagi hari di kawasan pesisir Dusun Tambak Gojoyo, tepatnya di tepian jalan yang berbatasan langsung dengan sungai di sisi utara dan tambak di sisi selatan. Lokasi ini dipilih karena memiliki potensi abrasi yang tinggi dan berisiko merusak struktur jalan, sehingga penanaman mangrove menjadi langkah strategis untuk memperkuat pondasi wilayah tersebut secara ekologis. Sebanyak 500 bibit mangrove ditanam secara gotong royong oleh berbagai elemen masyarakat. Sebelum proses penanaman dimulai, peserta mengikuti pengarahan teknis mengenai metode penanaman yang tepat serta pemaparan singkat tentang peran penting ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir. Dengan semangat kebersamaan, para peserta yang terdiri dari pelajar, petani tambak, relawan, hingga aparat pemerintah dan TNI/Polri, bersama-sama menanam harapan akan masa depan lingkungan yang lebih lestari.
Kesuksesan Program Mageri Segoro tidak terlepas dari kolaborasi lintas sektor yang terjalin dengan erat. Tim KKN-PPM UGM Wedung Adiluhung 2025 menjadi motor penggerak dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, mulai dari koordinasi teknis hingga mobilisasi peserta. Kelompok Tani Onggojoyo Jaya turut berperan aktif sebagai penyedia bibit mangrove dan tenaga pendamping lokal yang memahami karakteristik wilayah tanam. Pelibatan siswa-siswi dari SMPN 3 Wedung dan SMAN 1 Wedung membawa semangat generasi muda dalam aksi nyata pelestarian lingkungan. Komunitas Pagar Nusa juga ambil bagian dalam kegiatan ini, menunjukkan bahwa pelestarian alam dapat melibatkan berbagai unsur budaya dan tradisi. Di sisi lain, dukungan penuh diberikan oleh Wetlands International Indonesia dan OISCA dalam bentuk penyuluhan dan penguatan kapasitas teknis, sementara Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Pati turut mengawal kegiatan dari aspek regulasi dan konservasi. Pemerintah Kecamatan Wedung, Koramil, dan Polsek Wedung memberikan pengawalan dan dukungan logistik, sehingga kegiatan dapat berjalan aman, tertib, dan penuh semangat kebersamaan.

Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat setempat maupun para peserta yang terlibat. Selain memberikan edukasi langsung tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir, kegiatan ini juga membangkitkan kesadaran kolektif akan peran masing-masing dalam menjaga lingkungan hidup. Tidak hanya meninggalkan jejak secara fisik melalui penanaman 500 bibit mangrove, kegiatan ini juga diabadikan melalui momen simbolis berupa penandatanganan banner oleh seluruh tamu undangan dan peserta. Tindakan ini menjadi bentuk komitmen bersama untuk terus mendukung gerakan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Suasana haru dan hangat menyelimuti akhir kegiatan, memperlihatkan bahwa kerja sama lintas generasi dan sektor dapat melahirkan dampak yang bukan hanya nyata, tetapi juga bermakna.

Program Mageri Segoro di Dusun Tambak Gojoyo menjadi bukti bahwa langkah kecil yang dilakukan bersama mampu memberikan dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat fisik wilayah pesisir dari ancaman abrasi, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial antar elemen masyarakat. Semoga jejak kebaikan yang telah ditanam hari ini, baik dalam bentuk bibit mangrove maupun nilai-nilai kolaborasi, dapat terus tumbuh dan memberi manfaat jangka panjang. Harapannya, semangat ini dapat menjalar ke dusun-dusun lain, menginspirasi lebih banyak aksi pelestarian lingkungan berbasis komunitas. Salam hangat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini—bersama, kita telah meninggalkan warisan hijau yang bermakna.

Tinggalkan Balasan