lain-lain

Peningkatan Produktivitas Perikanan Berkelanjutan Melalui Sistem IMTA Kerang Hijau Dan Rumput Laut Di Dukuh Tambak Gojoyo

Dukuh Tambak Gojoyo, Wedung, adalah desa pesisir yang masyarakatnya mengandalkan budidaya kerang hijau, ikan, dan udang sebagai mata pencarian utama. Namun, sistem budidaya yang diterapkan saat ini masih konvensional dan tradisional. Hal ini membuat hasil panen kurang maksimal dan penghasilan menjadi terbatas. Kondisi ini menuntut adanya inovasi dalam metode budidaya untuk meningkatkan produktivitas. Mahasiswa KKNT 39 Universitas Diponegoro melihat peluang besar untuk membantu masyarakat melalui penerapan sistem baru.

Sistem konvensional yang ada memiliki banyak keterbatasan, seperti pengelolaan lahan yang belum efisien dan minimnya diversifikasi produk. Banyak petani hanya fokus pada satu jenis komoditas, sehingga risiko kegagalan panen menjadi tinggi. Hal ini berdampak langsung pada stabilitas pendapatan keluarga petani. Selain itu, pengelolaan limbah juga masih kurang sehingga dapat merusak lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perubahan sistem menjadi penting untuk keberlanjutan budidaya.

Mahasiswa KKNT 39 Universitas Diponegoro memperkenalkan sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA) sebagai solusi tepat untuk Dukuh Tambak Gojoyo. IMTA menggabungkan beberapa jenis organisme laut dari tingkat trofik berbeda dalam satu sistem budidaya yang saling menguntungkan. Dengan sistem ini, kerang hijau dan rumput laut bisa dibudidayakan secara bersamaan dengan kultivan lainnya. Sistem ini tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem laut. IMTA sangat cocok untuk mengoptimalkan potensi laut di desa ini.

Sistem IMTA memiliki keunggulan dalam memanfaatkan sumber daya laut secara optimal dan ramah lingkungan. Rumput laut berfungsi menyerap nutrien berlebih dari limbah organik yang dihasilkan oleh kerang hijau. Sebaliknya, kerang hijau mendapat manfaat dari lingkungan air yang lebih bersih dan kaya nutrisi. Dengan cara ini, produksi kedua komoditas dapat meningkat secara signifikan. Hal ini sekaligus membantu menjaga kelestarian lingkungan pesisir.

Penerapan IMTA dapat meningkatkan diversifikasi komoditas laut yang dibudidayakan masyarakat. Dengan diversifikasi, risiko gagal panen menjadi lebih kecil dan penghasilan lebih stabil. Sistem ini juga mendorong praktik budidaya yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keberhasilan IMTA akan menjadi solusi jangka panjang bagi kesejahteraan petani laut. Dukuh Tambak Gojoyo berpotensi menjadi contoh daerah pesisir yang sukses menerapkan metode modern ini.

Peran Mahasiswa KKNT 39 Universitas Diponegoro sangat penting dalam proses edukasi dan pendampingan masyarakat. Mereka membantu mengenalkan teknik budidaya IMTA dan membimbing petani dalam penerapannya. Kolaborasi ini mempercepat adopsi teknologi baru di desa. Dengan dukungan Mahasiswa KKNT 39 Universitas Diponegoro, pelaksanaan IMTA menjadi lebih mudah dan efektif. Kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

Dengan penghasilan yang lebih baik dan lingkungan yang terjaga, sistem IMTA adalah peluang besar bagi Dukuh Tambak Gojoyo. Masyarakat dapat merasakan manfaat maksimal dari potensi laut yang ada. Mahasiswa KKNT 39 Universitas Diponegoro berharap sistem ini dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan. Mari dukung bersama inovasi budidaya ini untuk masa depan desa yang lebih sejahtera. Potensi laut Dukuh Tambak Gojoyo dapat menjadi sumber penghidupan yang benar-benar produktif dan lestari.

Tinggalkan Balasan